Pentingnya menuntut ilmu

 Menuntut ilmu adalah ibadah mulia dan agung oleh karena itu, orang yang menuntut ilmu harus selalu memperhatikan adab-adabnya agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan juga berkah. Adab ini juga akan menjadi aturan khusus bagi orang yang berilmu.


Dikutip dari studi yang dilakukan oleh UIN Malang, karena pendidikan dan belajar dalam Islam bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan mengabdi kepada Allah SWT, maka sistem moralnya pun harus dibangun dan bersumber dari norma-norma Islam tersebut (wahyu). Ini juga berkaitan dengan adab menuntut ilmu.


Selain dari kitab Hidayatus-Salikin yang disusun oleh Syekh Abdus Samad, yang merupakan terjemahan dari kitab Bidayatul-Hidayah milik Imam Al-Ghazali dan juga rangkuman dari sumber yang lain, berikut ini adalah adag menuntut ilmu yang harus dimiliki oleh kaum muslimin. Yakni:


Beri salam terlebih dulu saat berpapasan dengan guru,

Tidak banyak berkata-kata di hadapan guru,

Tidak berkata sesuatu yang tidak ditanyakan oleh guru,

Sebelum bertanya, hendaklah meminta izin kepada guru,

Tidak menyangkal perkataan guru,

Tidak menyalahi pendapat guru karena merasa lebih benar atau lebih mengetahui daripada guru. Ini termasuk dalam perkara kurangnya adab akan dan membuat ilmu kurang berkah,

Tidak berbisik-bisik dengan orang lain di hadapan guru,

Tidak memalingkan muka ke kiri atau ke kanan saat berada di hadapan guru,

Hendaknya duduk dengan tenang dan beradab di hadapan guru,

Apabila guru berdiri, maka hendaklah ikut berdiri juga untuk menghormati guru,

Tidak berburuk sangka terhadap guru,

Imam Syafi’i memiliki 6 nasehat yang harus dimiliki oleh seseorang penuntut ilmu: “Wahai saudaraku, ilmu tidak akan kamu peroleh kecuali dengan 6 perkara, akan saya beritahukan kepadamu secara terperinci: kecerdasan, semangat, kesungguhan, berkecukupan, bersahabat dengan guru, dan waktu yang panjang.”

Ikhlas dalam menuntut ilmu, krena menjadi amalan yang bisa berbuah ibadah. Allah SWT berfirman: “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah (hanya) kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” (QS Albayyinah: 5).

Tidak boleh menuntut ilmu untuk mencari keuntungan dunia seperti agar mendapatkan jabatan, pekerjaan dengan gaji tinggi, dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menuntut suatu ilmu seharusnya karena Allah, lalu dia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan tujuan dunia maka ia tidak dapat mencium bau surga."

Bersungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. Al-Qadhi Abu Yusuf berkata: “Ilmu ini adalah sesuatu yang tidak akan memberikanmu separuh dari dirinya sampai engkau memberikannya dirimu seluruhnya.”

Bertaqwa dan senantiasa takut kepada Allah. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama.” (QS Fathir: 28).

Rendah hati (tawadhu’) dan tidak sombong. Allah SWT berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu (Muhammad) terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara’: 215).

Komentar